Pemuda Yang Mendapatkan Naungan Allah
Di dalam islam usia pemuda memiliki keutamaan sendiri yang dijanjikan akan mendapatkan naungan Allah Ta’ala
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
«سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللَّهُ فِى ظِلِّهِ يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ … وَشَابٌّ نَشَأَ فِى عِبَادَةِ رَبِّهِ»
“Ada tujuh golongan manusia yang akan dinaungi oleh Allah dalam naungan (Arsy-Nya) pada hari yang tidak ada naungan (sama sekali) kecuali naungan-Nya: …Dan seorang pemuda yang tumbuh dalam ibadah (ketaatan) kepada Allah …” (HR. Bukhari dan Muslim).
Hadits yang mulia ini menunjukkan kepada kita betapa besarnya perhatian Islam terhadap hal-hal yang mendatangkan kebaikan kepada diri seorang pemuda muslim dan juga menjelaskan betapa besarnya keutamaan bagi seorang pemuda yang memiliki sifat yang disebutkan dalam hadits ini.
Imam Abu al-‘Ula al-Mubarakfuri berkata: “Dalam hadits ini Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengkhusukan penyebutan ‘seorang pemuda’ karena usia muda adalah masa dimana berpotensi besar untuk dipengaruhi oleh nafsu syahwat, disebabkan kuatnya pendorong untuk mengikuti hawa nafsu pada diri seorang pemuda, maka dalam kondisi seperti ini untuk berkomitmen dalam ibadah ketaatan kepada Allah tentu lebih sulit dan ini menunjukkan kuatnya nilai ketakwaan dalam diri orang tersebut” (Tuhfatul ahwadzi).
Salah seorang ‘ulama’ yakni beliau Syaikh Salim al-Hilali berkata: “Hadits tersebut menunjukkan keutamaan pemuda yang tumbuh dalam dalam ketaatan kepada Allah, sehingga dia selalu menjauhi perbuatan maksiat dan keburukan” (Bahjatun naazhiriin).
Dalam hadits lainnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
«إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ لَيَعْجَبُ مِنَ الشَّابِّ لَيْسَتْ لَهُ صَبْوَةٌ»
“Sesungguhnya Allah ‘azza wa jalla benar-benar kagum terhadap seorang pemuda yang tidak memliki shabwah” (HR Ahmad dan Thabrani).
Yang dimaksudkan shabwah disini adalah pemuda yang tidak memperturutkan hawa nafsunya, dengan dia membiasakan dirinya melakukan kebaikan dan berusaha keras menjauhi keburukan. Inilah contoh pemuda muslim yang dicintai oleh Allah dan pandai mensyukuri nikmat besar yang Allah anugrahkan kepadanya, serta mampu berjuang menundukkan hawa nafsunya pada saat-saat tarikan nafsu sedang kuat-kuatnya menjerat seorang manusia. Hal ini merupakan hal yang sangat sulit dan berat, maka wajar jika kemudian Allah memberikan balasan pahala dan keutamaan besar baginya.