Download QuranBest (Free)

325juta++ halaman Al Quran telah dibaca

Ketawakalan Putri Hatim Al Asham

Dikisahkan, suatu hari Hatim al-Asham, salah seorang tabi' tabi'in yang terkenal kesalehannya, berkata kepada putra-putrinya: "Anak-anakku, abah besok insya Allah ada rencana untuk berangkat melaksanakan ibadah haji". 

Mendengar itu, semua putra-putrinya menangis, sambil berkata: "Abah, kalau Abah mau berangkat haji, lalu bagaimana dengan kami, siapa yang akan memberikan kami makan?"

Salah seorang putrinya kemudian berkata: "Biarkan saja Abah pergi, toh yang memberikan rizki itu bukan dia". 

Akhirnya, Hatim al-Asham pun berangkat. 

Selepas ditinggal ayahnya, putra-putrinya mulai merasakan lapar dan kekurangan. Mereka kemudian mulai menyalahkan dan mencela saudarinya yang perempuan itu. 

Karena terus-terusan disalahkan, putri Hatim al-Asham ini akhrinya berdoa: "Ya Allah, janganlah Engkau permalukan saya di hadapan mereka. Tunjukkanlah kepada mereka bahwasannya Engkau adalah yang memberikan rizki". 

Beberapa hari kemudian, gubernur negeri itu beserta para pengikutnya melewati rumah Hatim al-Asham. Tepat di depan rumah, gubernur merasa haus, lalu meminta salah satu pengikutnya untuk mencarikannya air. Keluarga Hatim lalu memberikannya sebuah cangkir baru yang berisi air yang sangat dingin. Gubernur pun lalu meminum air itu dengan nikmatnya. 

Selesai minum, ia kemudian bertanya kepada para pengawalnya: "Rumah siapakah ini?". 

Salah seorang dari pengawalnya menjawab: "Rumah Hatim al-Asham, yang mulia".

Tidak lama kemudian, gubernur melemparkan sabuknya yang terbuat dari emas sambil berkata: "Siapa yang mencintai saya, maka ikuti apa yang saya lakukan".

 Para pengikutnya akhirnya mengikuti apa yang dilakukan gubernurnya; masing-masing dari mereka melemparkan harta benda yang dibawanya saat itu ke depan rumah Hatim al-Asham. 

Melihat di depan rumahnya banyak harta, putri Hatim ini kemudian menangis tersedu-sedu. Melihat saudarinya menangis, putra-putri Hatim yang lain kemudian bertanya: "Adik, kenapa menangis, bukankah kita kini sudah kaya dan banyak harta?". 

Putri Hatim kemudian menjawab: "Saudara-saudariku, perhatikanlah, kalau sesama makhluk saja begitu melihat kita mereka menjadikan kita kaya, bagaimana kalau seandainya yang melihat kita itu adalah al-Khalik yaitu Allah?"