Hukum Bacaan Mad Tamkin
Mad tamkin artinya mad yang diberdayakan atau dihidupkan.
Ada 3 keadaan yang menjadikan mad tamkin.
1. Ada huruf wau sukun sebelumnya dhommah dan setelahnya ada wau berharokat atau ya’ sukun sebelumnya kasroh dan setelahnya ya’ berharokat.
Contoh:
قَالُوْا وَهُمْ – آمَنُوْا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتُ – فِيْ يَوْمٍ – الَّذِيْ يُوَسْوِسُ
2. Apabila wau sukun sebelumnya wau berharokat dhommah atau ya’ sukun sebelumnya ya’ berharokat kasroh.
Contoh:
يَلْوُوْنَ – يُحْيِيْ – لَا يَسْتَحْيِيْ
3. Apabila ya’ sukun sebelumnya ya’ bertasydid dan berharokat kasroh.
Contoh:
حُيِّيْتُمْ – عِلِيِّيْنَ - مِنَ النَّبِيِّيْنَ
Ukuran madnya 2 harokat. Namun dalam keadaan tertentu panjang bisa seperti bertemu hamzah atau huruf sukun. Ketika bertemu hamzah maka hukumnya menjadi mad jaiz munfashil yang panjangnya 4-5 harokat.
Contoh:
لَا يَسْتَحْيِيْ أَنْ يَضْرِبَ
Ketika bertemu huruf sukun karena di waqofkan menjadi mad aridh lissukun yang panjang bisa 2, 4 atau 6 harokat.
Contoh:
لَفِيْ عِلِيِّيْنَ. - مِنَ النَّبِيِّيْنَ.