Download QuranBest (Free)

325juta++ halaman Al Quran telah dibaca

Harapan Besar Bagi Para Pendosa

Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:

۞قُلۡ يَٰعِبَادِيَ ٱلَّذِينَ أَسۡرَفُواْ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمۡ لَا تَقۡنَطُواْ مِن رَّحۡمَةِ ٱللَّهِۚ إِنَّ ٱللَّهَ يَغۡفِرُ ٱلذُّنُوبَ جَمِيعًاۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلۡغَفُورُ ٱلرَّحِيمُ 

"Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Az-Zumar: 53)

Ini merupakan ayat Al-Qur’an yang paling memberi harapan besar, sebab ayat ini mengandung kabar gembira yang paling agung.

Pertama, dalam ayat ini Allah menisbatkan hamba-hamba-Nya kepada diri-Nya untuk memuliakan mereka dan menambah kegembiraan mereka; kemudian Allah menyebut mereka dengan orang-orang yang banyak melakukan kemaksiatan dan dosa-dosa, kemudian Allah melanjutkannya dengan larangan untuk berputus asa dari rahmat-Nya bagi orang-orang yang banyak melakukan dosa tersebut, sehingga larangan berputus asa bagi orang-orang yang tidak banyak melakukan dosa adalah lebih utama dan lebih termaksud dalam ayat ini.

Kemudian Allah menutup ayat ini dengan firman-Nya yang tidak menyisakan keraguan sedikit pun: 

”Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa” Yakni Allah mengampuni segala dosa sebesar apapun jika Dia menghendaki, kecuali dosa syirik dari pelakunya yang belum bertaubat, sebab Allah berfirman:

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.” (An-Nisa’: 48)

Dan Allah menekankan hal ini dengan firman-Nya: جَمِيعًا (semuanya) Sungguh ini merupakan kabar gembira yang menenangkan hati orang-orang beriman yang berbuat baik.

“Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” Yakni ampunan dan rahmat Allah sangat besar dan luas.

Maka barang siapa yang menyangka bahwa membuat hamba-hamba Allah berputus asa dari rahmat-Nya lebih baik daripada kabar gembira yang diberikan Allah bagi mereka sebagaimana yang banyak dilakukan oleh para penceramah dan pemberi nasehat, maka ia telah melakukan kesalahan yang paling besar dan paling buruk.

[Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir, Syaikh Muhammad Sulaiman Al Asyqar]