Kamu belum login

Silahkan login untuk akses semua fitur

Hukum Bacaan Ra' (Bag. 1)

Berdasarkan tata cara dalam makhrajal huruf (tempat-tempat keluarnya huruf) dan sifat-sifat yang dimilikinya, bacaan ra dibagi menjadi tiga macam, yaitu;

1. Hukum Ra` Tafkhim
Tafkhim (تَفْخِيْمُ) berasal dari kata (فَخَّمَ) yang berarti menebalkan. Sedang yang dimaksud dengan bacaan tafkhim adalah membunyikan huruf-huruf tertentu dengan suara atau bacaan tebal.

Jadi, bacaan tafkhim itu menebalkan huruf tertentu dengan cara mengucapkan huruf tersebut dengan cara mengucapkan huruf di bibir (mulut) dengan menjorokkan ke depan.

Ra' Tafkhim adalah cara membaca huruf ra dengan tafkhim (tebal). karena sebab berikut: 

- Ra’ yang berbaris fathah atau dhommah.

Contohnya: رَسُوْلٌ * رُفاَتاً

- Ra’ yang bertanda sukun dan huruf sebelumnya berbaris fathah atau dhommah.

Contohnya: أرْتَدُّوْ * يُرْضِعْنَ

- Ra’ sukun karena waqaf sebelumnya huruf mad wau ( و ) atau alif ( ا ) yang bertanda sukun dan sebelumnya lagi ada huruf yang berbaris fathah atau dhommah.

Contohnya: ألصُّدُوْرِ * ألأبْرَارِ

- Ra’ sukun karena waqaf sebelumnya terdapat huruf mati selain huruf ( ى ) dan sebelumnya lagi terdapat huruf yang berbaris fathah atau dhommah.

Contohnya: بِألصَّبْرِ * خُسْرٍ

- Ra' yang bertanda sukun setelah huruf hamzah wasal yang berbaris kasrah maupun dhommah.

Contohnya: اُرْجِعِ * وَاُرْعَوْا

- Ra' yang bertanda sukun setelah huruf yang berbaris kasrah dan selepasnya terdapat huruf isti'la'.

Contohnya:  قِرْطَاسٍ * فِرْقَةٍ