Download QuranBest (Free)

325juta++ halaman Al Quran telah dibaca

Potret Indah Persahabatan Rasulullah dan Abu Bakar

Tak banyak kisah persahabatan antara manusia yang termaktub dalam Al-Qur’an. Satu di antara kisah yang paling mengesankan adalah persahabatan antara Nabi Muhammad dan Abu Bakar As-Siddiq. Saksi persahabatan mereka adalah Allah. Bahkan, Allah pula yang menyematkan kata “sahabat” bagi mereka berdua. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

إِلَّا تَنْصُرُوهُ فَقَدْ نَصَرَهُ اللَّهُ إِذْ أَخْرَجَهُ الَّذِينَ كَفَرُوا ثَانِيَ اثْنَيْنِ إِذْ هُمَا فِي الْغَارِ إِذْ يَقُولُ لِصَاحِبِهِ لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا

"Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya: “Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita.” (QS. At-Taubah: 40)

Secara umum, orang yang hidup semasa dengan Rasulullah adalah sahabat Nabi. Namun persahabatan antara Rasulullah dan Abu Bakar As-Siddiq melebihi persahabatan Nabi dengan para sahabat lainnya. Begitupun dengan kita yang hidup di zaman ini. Mungkin banyak hari-hari indah yang sering diwarnai oleh para sahabat, namun sudahkah menemukan persahabatan yang abadi dalam kehidupan dunia, juga akhirat?

Ibnu Katsir menyebutkan: Setiap persahabatan di dunia ini akan berbalik menjadi permusuhan di hari kiamat, kecuali yang diniatkan untuk mencari ridha Allah yang Maha Kekal. Itulah yang kelak dikekalkan-Nya.

Ibn Atha’illah mengisyaratkan, hendaknya berkawan dengan seseorang yang bisa membangkitkan semangat dan pembicaraannya terus terbimbing menuju jalan Allah. Sebuah petunjuk bahwa persahabatan yang diniatkan untuk mencari ridha Allah itu nyata adanya dan bukan sekedar teori dalam agama.

Jika merujuk pada surat At-Taubah di atas, kita bisa melihat bagaimana sikap seorang sahabat baik yang terus membesarkan hatinya dengan memintanya agar tak lagi bersedih. Mengapa harus bersedih, Jika Allah masih menyertai kita? Begitulah kira-kira potretan indah persahabatan Rasulullah dan sahabat terbaiknya, Abu Bakar As-Siddiq. Itulah rujukan paling indah persahabatan yang berlandasakan ridha Allah.

Ukuran persahabatan yang baik itu jelas, seperti Nabi dengan Abu Bakar. Persahabatan terbaik adalah yang saling menggembirakan. Memberi kabar gembira, bukan semata karena persahabatan itu adalah sebuah ikatan yang akan menyelamatkan di dunia hingga akhirat, tetapi lebih dari itu, karena persahabatan direstui, diridhai, dan bersamaan dengan taufik Allah.