Kamu belum login

Silahkan login untuk akses semua fitur

Kasih Sayang Rasulullah Untuk Umatnya

Hidupnya penuh dedikasi kepada umat. Waktunya habis untuk memikirkan kemaslahatan umatnya. Berjuang untuk umat, mengorbankan air mata, darah, bahkan nyawa pernah dipertaruhkannya untuk umat. Sampai di ujung hayatnya, umat menjadi prioritas perhatiannya. Dan di akhirat pun, umat yang beliau cari untuk diberikan syafaatnya. Cintanya tulus kepada umat.

Berikut beberapa contoh nyata dari cintanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada umatnya:

Berdoa untuk Umat Setiap Salat

Ada kisah menarik yang terekam dalam banyak kitab hadis, diriwayatkan bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam sedang berbincang santai di rumahnya bersama Sayyidah ‘Aisyah.

Beliau (‘Aisyah) mengatakan, “Ketika aku memandang wajah Nabi, terasa ketenangan dalam diri, lalu aku katakan kepada beliau, ‘Ya Rasul, berdoalah kepada Allah untuknya.’” Kemudian Nabi pun berdoa kepada Allah:

“Ya Allah, ampunilah ‘Aisyah, seluruh dosanya yang lalu dan yang akan datang. Dosanya yang terlihat dan yang tersembunyi.”

Mendengar doa Nabi itu, ‘Aisyah kemudian tersenyum lebar, dan tertawa. Saking senangnya, sampai-sampai ia menjatuhkan kepalanya di pangkuan Nabi. Kemudian beliau mengatakan:

“Senangkah kau dengan doaku tadi?” Sayyidah ‘Aisyah menjawab, “Bagaimana mungkin aku tidak gembira dengan doamu, Ya Rasulullah?”

Rasulullah kemudian meneruskan, “Demi Allah, itulah doaku untuk umatku setiap salat.” (HR Ibn Hibban)

Pedulinya Rasulullah kepada umatnya. Padahal setiap hari sudah berdakwah menyampaikan syariat agar umat terhindar dari perbuatan zalim dan dosa bahkan kesyirikan. Tetapi, meskipun ada umatnya yang menolak dakwah dan akhirnya jatuh pada kemaksiatan, masih juga didoakan oleh Rasulullah.

Selalu Memohon Keselamatan Umat

Dalam sebuah riwayat yang masyhur sekali, disebutkan bahwa setiap malam dalam salatnya, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak berhenti meminta kepada Allah untuk memberikan ampunan dan pembebasan azab untuk umatnya.

Beliau (Abu Dzar) mengatakan:

“Aku mendengar Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam satu malam dalam salatnya, ia membaca dan mengulang-ulang firman Allah di setiap ruku’ dan sujudnya: ‘Jika Engkau mengazab mereka, sesungguhnya mereka adalah hamba-Mu. Dan jika Engkau mengampuni mereka, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Bijaksana’ [Al-Maidah 118].”

Abu Dzar kemudian bertanya:

“Wahai Rasul, sejak malam tadi engkau mengulang ayat itu di setiap ruku’ dan sujudmu, sampai waktu subuh datang. Ada apa gerangan?”

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab:

“Aku memohon syafaat kepada Allah untuk umatku. Dan itu dikabulkan oleh-Nya bagi mereka yang tidak menyekutukan-Nya.” (HR Ibn Abi Syaibah & Ahmad)

Menangis untuk Umatnya

Dalam riwayat Imam Muslim, diriwayatkan oleh sahabat Abdullah bin Amr bin al-Ash, Nabi pernah menangis di hadapannya ketika membaca ayat Allah:

“Sesungguhnya berhala-berhala tersebut banyak menyesatkan manusia. Dan siapa yang mengikutiku, mereka adalah golonganku.” (QS Ibrahim 36)

Dan beliau pun menangis kembali ketika membaca ayat Allah yang lain:

“Jika Engkau mengazab mereka, sesungguhnya mereka adalah hamba-Mu. Dan jika Engkau mengampuni mereka, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Bijaksana.” (Al-Maidah 118)

Kemudian Nabi mengangkat tangan sambil menangis dan mengatakan:

“Ya Allah, … umatku … umatku.”

Akhirnya Allah mengutus Jibril untuk menemui Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang apa yang membuatnya menangis, dan Jibril pun tahu apa itu. Dan Allah berfirman:

“Wahai Jibril, datang temuilah Muhammad, dan katakan kepadanya bahwa Kami akan membuatnya ridha dengan apa yang Kami takdirkan untuk umatnya, dan Kami tidak akan menzaliminya.” (HR Muslim)

Sahabat, saking sayangnya Rasulullah kepada umatnya, beliau tak pernah ridha umatnya mendapatkan azab. Karena itu, dalam setiap kesempatan berdoa, beliau selalu memohon kepada Allah untuk menghindarkan azab dari umatnya.

[Dikutip dari buku: Manusia Yang Tidak Seperti Manusia, Ahmad Zarkasih]