Kisah Pasukan Gajah
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
أَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِأَصْحَابِ الْفِيلِ أَلَمْ يَجْعَلْ كَيْدَهُمْ فِي تَضْلِيلٍ وَأَرْسَلَ عَلَيْهِمْ طَيْرًا أَبَابِيلَ تَرْمِيهِمْ بِحِجَارَةٍ مِنْ سِجِّيلٍ فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ مَأْكُولٍ
“Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara bergajah? Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka’bah) itu sia-sia? Dan Dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-bondong, yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar, lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat).” (QS. Al-Fil: 1-5)
Surat tersebut menjelaskan tentang kisah raja Abrahah yang membangun kanisah (gereja) di negeri Yaman. Ia ingin agar haji yang ada di Arab dipindahkan ke sana. Abrahah adalah raja dari negeri Habasyah (berpenduduk Nasrani kala itu) yang telah menguasai Yaman. Kala itu diceritakan ada orang Arab yang menjelek-jelekkan kanisah (gereja) orang Nasrani sehingga membuat raja Abrahah marah. Lalu ia pun berniat menghancurkan Ka’bah.
Mereka mempersiapkan gajah untuk menyerang dan menghancurkan Ka’bah tersebut. Tatkala mereka datang mendekati Mekah, orang-orang arab tidak punya persiapan untuk menghadang mereka. Penduduk Mekah malah takut keluar, takut dari serangan ashabul fil.
Lantas Allah menurunkan burung yang berkelompok-kelompok. Burung tersebut membawa batu untuk mempertahankan Ka’bah. Batu itu berasal dari lumpur yang dibentuk jadi batu atau batu yang dibakar. Batu tersebut digunakan untuk melempar pasukan gajah.
Lantas mereka hancur seperti daun-daun yang dimakan dan diinjak-injak oleh hewan. Alllah memberi pertolongan dari kejahatan pasukan gajah tersebut, tipu daya mereka pun akhirnya sirna.
Pada tahun penyerangan gajah tersebut, lahirlah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kisah itu adalah titik awal yang menunjukkan akan datangnya risalah beliau atau itulah tanda kenabian beliau.
Ketika penyerangan Mekah, di sana ada orang-orang musyrik yang beribadah menyembah berhala. Dan agama Nasrani lebih baik daripada agama orang musyrik. Kisah ini menunjukkan bahwa perlindungan Allah pada Ka’bah bukan karena adanya orang-orang musyrik yang ada di sekeliling Ka’bah, namun untuk melindungi Ka’bah itu sendiri, atau dikarenakan pada tahun tersebut akan lahir Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di Mekah, atau karena alasan kedua-duanya sehingga Allah melindungi Ka’bah. [Tafsir Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah]
Kajian ini dipersembahkan oleh BAKTI.