Kamu belum login

Silahkan login untuk akses semua fitur

Ketika Kaum Quraisy Disebutkan dalam Al-Quran

Allah Subhanahu wa ta’ala memuliakan kaum Quraisy. Karena kemenangan yang diberikan pada mereka, hal itu disyukuri dengan beribadah kepada Allah, pemberi rasa aman dan rezeki makanan.

Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:

لِإِيلَافِ قُرَيْشٍ  إِيلَافِهِمْ رِحْلَةَ الشِّتَاءِ وَالصَّيْفِ  فَلْيَعْبُدُوا رَبَّ هَذَا الْبَيْتِ  الَّذِي أَطْعَمَهُمْ مِنْ جُوعٍ وَآَمَنَهُمْ مِنْ خَوْفٍ 

“Karena kebiasaan orang-orang Quraisy, (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas. Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka’bah). Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan.” (QS. Quraisy: 1-4)

Allah membinasakan ashabul fil (pasukan gajah yang ingin menghancurkan Ka’bah) dan memenangkan kaum Quraisy, lalu memberikan rasa aman kepada mereka, dan memberi maslahat untuk mereka. Allah mengatur perjalanan mereka di musim dingin ke Yaman dan musim panas ke Syam. Perjalanan tersebut mereka lakukan untuk maksud berdagang dan mencari nafkah.

Atas nikmat tersebut, Allah memerintahkan untuk bersyukur seraya berfirman:

فَلْيَعْبُدُوا رَبَّ هَذَا الْبَيْتِ

“Hendaklah mereka menyembah Rabb Pemilik rumah ini (Ka’bah).”

Yaitu hendaklah mereka menyembah Allah semata dan memurnikan ibadah hanya kepada-Nya.

Pada ayat tersebut Allah menyebut, Dia adalah Rabb Ka’bah. Menunjukkan kemuliaan rumah Allah tersebut. Namun Allah bukan hanya Rabb Ka’bah, Dia adalah Rabb segala sesuatu.

Pada ayat selanjutnya Allah memberikan kepada kaum Quraisy rasa aman dan nikmat rezeki melalui firman-Nya,

الَّذِي أَطْعَمَهُمْ مِنْ جُوعٍ وَآَمَنَهُمْ مِنْ خَوْفٍ

“Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan.”

Yaitu Allah yang telah memberi rezeki makanan dan rasa aman, keduanya adalah sebesar-besar nikmat duniawi yang patut disyukuri.

Oleh karena itu, Allah lah yang patut diberikan pujian dan ditujukan syukur terhadap nikmat yang lahir dan batin. [Taisir Al Karimir Rahman fi Tafsiril Kalamil Mannan, Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’di]

Kajian ini dipersembahkan oleh BAKTI.