Kamu belum login

Silahkan login untuk akses semua fitur

Jangan Anggap Remeh Bakti Kepada Orang Tua

Menghormati dan berbakti kepada kedua orang tua merupakan amalan yang dapat mengantarkan pelakunya meraih kemudahan mendapatkan surga.

Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,

“Dan Rabb-mu telah memerintahkan agar kamu jangan beribadah melainkan hanya kepada-Nya dan hendaklah berbuat baik kepada ibu-bapak..” (QS. Al-Isra`: 23)

Salah satu contoh berbuat baik kepada tua dapat kita ambl dari kisah seorang bernama Uwais Al-Qarni yang membuat sahabat Nabi sekelas Umar bin Khathab dan lainnya dianjurkan oleh Rasulullah untuk menemui Uwais. Hal ini dikarenakan begitu hebatnya birrul walidain seorang Uwais terhadap ibunya.

“Sesungguhnya tabi’in yang terbaik adalah seorang lelaki bernama Uwais, ia memiliki seorang ibu dan memilik tanda putih di tubuhnya. Maka temuilah ia dan mintalah ampunan kepada Allah melalui dia untuk kalian.” (HR. Muslim)

Uwais Al-Qarni adalah seorang fakir yang berasal dari Yaman, seumur hidupnya ia tak pernah berjumpa dengan Rasulullah, namun namanya harum disebut-sebut oleh utusan Allah yang mulia tersebut. Uwais adalah seorang anak yang sngat patuh dan hormat kepada ibunya yang lumpuh. Pada suatu hari, uwais pernah meminta izin untuk pergi ke madinah dengan tujuan berjumpa dengan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Ibunya memberi izin, namun dengan syarat agar cepat kembali karena kondisi ibunya yang sakit-sakitan. Sesampainya di Madinah, Uwais tidak berjumpa dengan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau tengah memimpin pasukan muslimin untuk berangkat perang. Oleh karena pesan ibunya, Uwais segera pulang. Dia hanya menitipkan pesan kepada Aisyah Radhiyallahu ‘anha.

Kisah fenomenal lain dari Uwais, yaitu kala memenuhi permintaan sang ibu untuk berangkat haji. Padahal, keluarga mereka tengah berada dalam kondisi ekonomi yang tidak baik. Uwais memiliki ide yang mungkin tidak akan terfikirkan oleh orang lain. Dia melatih fisiknya dengan menggendong seekor lembu setiap hari.

Uwais berasumsi ketika fisiknya kuat, pasti ia mampu menggendong ibunya untuk pergi berhaji. Ia pun mulai menabung bahan makanan sebagai bekal perjalanan untuk ibunya. Hingga musim haji tiba, berangkatlah Uwais bersama ibunya yang lumpuh untuk menunaikan rukun islam ke-lima dengan menggendong sang ibu.

Apakah amalan tersebut dapat membalas jerih sang ibu saat melahirkan dan menyusui?

Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu pernah ditanya oleh seorang lelaki yang menggendong ibunya sambil bertawaf mengelilingi ka’bah. Ia bertanya, “wahai Ibnu Umar, apakah aku sudah membalas kebaikan ibuku?” Ibnu Umar lantas mwnjawab, “belum, meski sekadar satu erangan ibumu saat melahirkanmu. Akan tetapi, engkau sudah berbuat baik, Allah akan memberi balasan yang banyak terhadap sedikit amal yang engkau lakukan.”

Begitu besarnya penghormatan dan bakti yang harus dicurahkan kepada orang tua, menjadikan perbuatan baik yang sangat banyak pun tidak akan mampu membalas apa yang telah dilakukan mereka.