Kamu belum login

Silahkan login untuk akses semua fitur

Kenapa Banyak Ayat Yang Diulang Dalam Al Quran?

Dalam Al-Qur`an banyak sekali kata-kata, ayat-ayat, dan cerita-cerita yang terulang. Pembahasan ini berkaitan dengan ilmu Ulumul Qur`an, yang sering menjadi pusat perhatian para pengkaji ilmu tersebut. Kita sendiri pun sering membaca beberapa ayat yang sering diulang dalam suatu surat tertentu.

Para ulama mengkategorikan pengulangan dalam Al-Qur`an dalam dua jenis: 

Pertama, pengulangan lisan, yakni diulangnya suatu kata atau beberapa kata lebih dari sekali. Kedua, pengulangan makna, yakni diulangnya suatu kandungan atau maksud suatu ayat atau cerita dalam Al-Qur`an lebih dari sekali. Misalnya kisah nabi Ibrahim dan nabi Musa yang sering diulang dalam Al-Qur`an.

Dalam hal ini para ahli tafsir memiliki dua pendapat:

Pendapat pertama: Sebagian berpendapat bahwa tidak ada “pengulangan” dalam Al-Qur`an. Ya, lafadznya memang terulang, namun tidak ada makna dan kandungan yang terulang dalam Al-Qur`an. Karena setiap ayat yang kita anggap “pengulangan”, jika kita baca benar-benar sesuai dengan memperhatikan ayat-ayat sebelum dan sesudahnya, akan memberikan makna baru yang berbeda dengan ayat sebelumnya. Misalnya ayat yang berbunyi: “Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?” (QS. Ar-Rahman [55]:13), sekali ayat itu berkenaan dengan langit dan bumi, dan sekali berkenaan dengan manusia, dan sekali lagi berkenaan dengan yang lain, dan seterusnya.

Kisah nabi Adam, nabi Musa dan nabi-nabi lainnya juga sering diulang dalam Al-Qur`an. Namun dalam setiap pengulangan, ada sisi tertentu yang ditekankan di dalamnya dan ada kandungan baru yang dijelaskan kepada pembacanya. Dengan demikian, meskipun terkadang Al-Qur`an terkesan memiliki pengulangan-pengulangan, namun sebenarnya makna dan kandungannya tidak terulang sia-sia.

Pendapat kedua: Sebagian yang lain berkeyakinan bahwa, karena Al-Qur`an adalah kitab suci yang mendidik, maka terkadang perlu ada pengulangan-pengulangan demi efektifitasnya. Sama seperti seorang guru yang ketika mengajarkan sesuatu kepada muridnya, terkadang ia mengulang-ulang apa yang ia ajarkan hingga difahami dan dipelajari dengan baik oleh muridnya; dengan demikian sang murid akan terbiasa dan hafal dengan apa yang diajarkan gurunya. Jadi pengulangan tidak ada masalah. Hanya saja, harus sesuai dengan kadar tertentu dan secukupnya saja.

Jadi, pengulangan dalam Al-Qur`an tidak bertentangan dengan kefasihan, justru terkadang memang diperlukan. Selain itu, pengulangan dalam Al-Qur`an memiliki sisi pendidikan; karena nafsu manusia cenderung enggan mendengarkan nasehat, selama suatu nasehat tidak diberikan berulang kali, nasehat itu tidak akan tertanam di jiwa pendengarnya. Diulangnya kisah-kisah tertentu dalam Al-Qur`an juga dikarenakan tujuan tertentu atau karena kisah itu sangat penting sehingga Allah Subhanahu wa ta’ala begitu menekankannya.