Kamu belum login

Silahkan login untuk akses semua fitur

Cara Terbaik Menghadapi Ujian

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya kami kembali).” (QS. Al-Baqarah [2]: 155-156)

Selama roda kehidupan terus berputar, seorang takkan pernah luput dari menuai ujian dan cobaan. Dengan berbagai musibah yang datang silih berganti ini, hendaknya seseorang introspeksi diri dan semakin mendekatkan diri kepada Allah subhanahu wa ta’ala.

Allah subhanahu wa ta’ala akan menguji hamba-Nya dengan berbagai cobaan seperti ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan (bahan makanan). Dengan ujian ini kaum muslimin menjadi umat yang kuat mentalnya, umat yang mempunyai keyakinan yang kokoh, jiwa yang tabah, dan tahan uji.

Di antara sikap terbaik dalam menerima ujian dari Allah adalah dengan bersabar. Itulah cara terbaik menurut Allah.

Kesabaran merupakan salah satu ciri mendasar orang yang bertakwa. Bahkan sebagian ulama mengatakan bahwa kesabaran merupakan setengahnya keimanan. Sabar memiliki kaitan yang tidak mungkin dipisahkan dari keimanan; kaitan antara sabar dan iman adalah seperti kepala dengan jasadnya. Tidak ada keimanan yang tidak disertai kesabaran, sebagaimana juga tidak ada jasad yang tidak memiliki kepala.

Menurut Ibnu Taimiyah, sabar dalam menghadapi musibah merupakan sikap sabar yang paling mendominasi. Jika seseorang mengalami stress, risih, resah, susah, dan lainnya, maka sebaik-baik senjata adalah sabar.

Di antara bentuk kesabaran seperti yang dijelaskan surat Al-Baqarah ayat 156, yaitu ketika ditimpa musibah mengucapkan kalimat istirja’, inna lillahi wa inna ilaihi raji’un (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya kami kembali).

Ucapan tersebut menunjukkan kepasrahan total kepada Allah, bahwa apa saja yang ada di dunia ini adalah milik Allah; pun menunjukkan keimanan akan adanya hari akhir. Itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya, dan itulah yang mendapat petunjuk sehingga mengetahui kebenaran.