Download QuranBest (Free)

325juta++ halaman Al Quran telah dibaca

Manusia Dalam Perspektif Al-Qur`an

Al-Qur`an menyebut manusia dengan istilah yang berbeda-beda. Istilah Basyar disebut 35 kali dalam bentuk mufrad dan satu kali dalam bentuk mutsanna. Sebutan Al-Ins sebanyak 18 kali. Al-Insan 65 kali. An-Nas 240 kali. Bani Adam 7 kali. Terakhir Dzuriyah Adam sebanyak satu kali.

Kali ini kita akan bahas tiga istilah manusia dalam perspektif Al-Qur`an yaitu, Basyar, Al-Ins, dan Al-Insan.

Pertama, Sebutan Basyar dalam Al-Qur`an mengindikasikan manusia sebagai makhluk biologis. Dia memerlukan makanan, minuman dan sebagainya. Dalam pengertian ini, tidak ada perbedaan, misalnya antara orang baik dan buruk karena penilaiannya sebatas fisik saja.

Seperti halnya Iblis yang mengklaim secara fisik dirinya lebih unggul, “Iblis berkata, Aku sekali-kali tidak akan sujud kepada manusia (basyarin) yang Engkau telah ciptakan dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk.” (QS. Al-Hijr: 33)

Istilah basyar dipakai juga untuk Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, “Katakanlah, sesungguhnya aku ini manusia biasa (basyarun) seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku, bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa.” (QS. Al-Kahfi: 110)

Kedua, Istilah Al-Ins dipakai untuk menunjuk sifat manusia sebagai makhluk yang jinak atau beradab. Sifat itu kebalikan daripada jin, yakni bebas karena tidak mengenal batasan dimensi ruang dan waktu.

Itulah sebabnya dalam Al-Qur`an, istilah Al-Ins kerap disebut bersamaan dengan kata Al-Jinn, seperti pasangan oposisi biner. Seperti firman Allah, “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” (QS. Adz-Dzariyat: 56)

Ketiga Al-Insan. Sekilas kata itu tidak berbeda dari Al-Ins. Namun dari segi makna ada perbedaan.

Al-Insan menunjuk kepada manusia sebagai makhluk yang layak menjadi khalifah di bumi, serta mampu memikul akibat-akibat taklif dan memikul amanah.

Penggunaan istilah Al-Insan berimplikasi bahwa manusia memiliki akal. 

Dengan begitu, manusia dibekali kemampuan untuk membedakan mana putih dan hitam; mana yang baik dan buruk. Maka dari itu, bila Al-Qur`an memakai istilah al-insan, berarti itu menunjuk pada manusia sebagai totalitas raga dan jiwa. 

Sebagai contoh, dalam surat Al-‘Alaq ayat ke 2, “Dia telah menciptakan manusia (Al-Insan) dari segumpal darah.” Serta ayat ke 6, “Ketahuilah, sesungguhnya manusia (Al-Insan) benar-benar melaumpaui batas. Karena dia melihat dirinya serba cukup. Sesungguhnya hanya kepada Tuhanmulah kembali(mu).”